Pegolf profesional asal Australia, Ryan Peake, menuturkan bahwa golf baginya menjadi sarana penting untuk menemukan keseimbangan dalam hidup.
Menjelang keikutsertaannya di Mandiri Indonesia Open 2025, kisah perjalanan hidup Peake menjadi sorotan. Ia pernah menjalani hukuman penjara selama lima tahun akibat kasus penyerangan saat masih menjadi bagian dari geng motor, sebelum akhirnya bangkit dan kembali bersinar di dunia golf.
“Golf bagi saya adalah keseimbangan hidup. Saya terus berusaha, melakukannya sebaik mungkin. Dari situ saya mendapatkan pengetahuan yang membantu meningkatkan kualitas hidup sekaligus memberi arah yang benar,” ucap Peake dalam konferensi pers menjelang Indonesia Open 2025 di Pondok Indah Golf Course, Jakarta, Rabu.
Peake mengungkapkan peran besar sang pelatih, Richie Smith, yang membawanya kembali ke jalur golf usai keluar dari masa tahanan. Smith, menurutnya, sangat berpengaruh dalam perjalanan kariernya.
“Segala pujian yang saya terima dari permainan golf seharusnya diberikan kepadanya. Dia yang menuntun dan membuka jalan masa depan saya,” tutur pria bertato di kedua lengannya itu.
Dengan keseimbangan yang telah ia raih, Peake berusaha menerapkannya pula ke dalam gaya permainannya di lapangan.
Juara New Zealand Open 2025 tersebut menjelaskan bahwa dirinya selalu bermain di antara dua sisi: berani dan berhati hati.
“Menurut saya, ada batas yang jelas antara bermain agresif dan bertindak bodoh. Kalau pukulannya bagus dan saya merasa yakin, saya akan mencobanya. Tapi bila ada keraguan sedikit saja, lebih baik tidak memaksakan diri,” ujarnya.
Meski terbiasa dengan iklim panas di Australia, Peake mengakui bahwa kelembaban udara membuatnya kurang nyaman.
“Saya pikir saya akan lebih sering mengelap keringat di lapangan. Saya bukan penggemar cuaca lembab, tapi ternyata tidak separah yang saya bayangkan ketika tiba di sini,” ungkap Peake yang sempat mencicipi nasi goreng.
Mandiri Indonesia Open 2025 sendiri dijadwalkan berlangsung pada 28–31 Agustus di Pondok Indah Golf Course, Jakarta.





