Sekilas.co – Pembalap muda Indonesia, Veda Ega Pratama, mengaku mendapatkan banyak pengalaman dari tahun keduanya mengikuti kompetisi balap Eropa, Red Bull Rookies Cup 2025.
Di musim keduanya ini, pembalap asal Gunungkidul, Yogyakarta, berhasil menutup musim di posisi kedua dengan total 181 poin, setelah meraih tiga kemenangan dari 14 balapan yang dijalani.
“Tahun ini memberi saya begitu banyak pengalaman dan pelajaran, baik di dalam maupun di luar trek. Setiap balapan, setiap perjuangan, setiap momen membuat saya semakin kuat menghadapi masa depan,” ujar Veda, dikutip dari unggahan Instagram resminya, Senin.
Tiga kemenangan Veda diraih dua kali di Mugello, Italia, dan sekali di Sachsenring, Jerman. Pencapaian ini membuatnya mengumpulkan total 181 poin, atau terpaut 55 poin dari juara musim ini, Brian Uriarte dari Spanyol.
Performa pembalap berusia 16 tahun itu pada musim ini juga jauh lebih baik dibandingkan musim debutnya pada 2024, ketika ia finis di posisi delapan dengan 112 poin, dengan pencapaian terbaiknya adalah podium ketiga di Spielberg, Austria.
“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur atas tahun kedua di Red Bull Rookies Cup. Saya berhasil mengakhiri musim sebagai runner-up, P2 secara keseluruhan,” ujar Veda.
Ia menyadari akhir pekan di seri terakhir di Misano, Italia, tidak berjalan sesuai harapannya. Namun demikian, ia tetap senang dengan hasilnya, meski gagal finis pada balapan pertama dan menempati posisi kelima di balapan kedua.
“Meskipun akhir pekan ini di Misano, Italia, sangat menantang bagi saya dan saya tidak bisa memberikan hasil terbaik untuk menutup musim, saya tetap senang dengan hasil keseluruhan,” lanjutnya.
Juara Asia Talent Cup 2023 itu menutup unggahan Instagram-nya dengan, “Masih banyak yang harus dipelajari, saya akan terus maju!”
Sementara itu, pencapaian membanggakan juga diraih oleh pembalap muda Indonesia lainnya, Kiandra Ramadhipa, yang satu tahun lebih muda dari Veda. Ia menyelesaikan musim debutnya di posisi kedelapan dengan total 102 poin.
Penampilan terbaik Ramadhipa di kompetisi yang melahirkan banyak pembalap hebat MotoGP ini terjadi pada balapan pertama di Sachsenring, Jerman, saat ia finis di posisi kedua.





