Football Institute Analisis Data Pelatih STY, Kluivert, dan Vanenburg

foto/ilustrasi

Football Institute membedah data performa pelatih tim nasional Indonesia, mulai dari era Shin Tae-yong (STY), Patrick Kluivert, hingga pelatih timnas U-23 Indonesia, Gerrard Vanenburg.

Founder Football Institute, Budi Setiawan, mengatakan bahwa secara prestasi, baik STY, Patrick Kluivert, maupun Gerrard Vanenburg di tahun pertama mereka tidak jauh berbeda. Menurutnya, tidak ada perbedaan signifikan jika dilihat dari persentase statistik.

Baca juga:

“Namun, jika bicara tekanan mental dan dukungan suporter, Patrick Kluivert menghadapi tekanan untuk lolos Round 4 Kualifikasi Piala Dunia, sementara Gerrard Vanenburg berada di bawah tekanan untuk lolos ke Piala Asia U-23 dan Olimpiade 2028,” kata Budi dalam keterangan resmi, Jumat.

Sejak 2021, Shin Tae-yong tercatat memimpin 21 pertandingan timnas U-23 Indonesia, dengan 11 kemenangan dan 10 kekalahan tanpa hasil imbang. Dari seluruh pertandingan itu, timnya mencetak 57 gol dan kebobolan 42 kali.

Di tahun pertamanya, pelatih asal Korea Selatan ini meraih dua kemenangan dari empat laga, atau persentase kemenangan 50 persen, namun juga menorehkan dua kekalahan.

Pada ajang AFF U-23 perdananya, ia berhasil mempersembahkan medali perunggu setelah menang melalui adu penalti melawan Malaysia. Namun, langkahnya di kualifikasi Piala Asia U-23 pertama harus terhenti setelah kalah dari Australia.

Sementara itu, Gerrard Vanenburg mulai menangani timnas U-23 Indonesia sejak Juli 2025. Secara keseluruhan, Vanenburg telah memimpin delapan pertandingan, dengan catatan empat kemenangan (satu melalui adu penalti), dua hasil imbang, dan dua kekalahan.

Secara statistik, pada tahun pertamanya, Vanenburg mencatat persentase kemenangan yang sama dengan STY di tahun pertamanya, yakni 50 persen.

Menurut Budi, setiap keberhasilan membutuhkan waktu dan proses. STY, misalnya, baru membawa tim Garuda Muda lolos ke Piala Asia pada tahun keempat.

“Sementara Patrick Kluivert justru berhasil membawa Indonesia lolos ke Round 4 setelah tiga bulan ditunjuk sebagai pelatih timnas senior,” jelas Budi.

Dalam data yang dipaparkan Football Institute, Shin Tae-yong memimpin timnas senior selama hampir empat tahun sejak 2021. Dari 60 pertandingan, ia meraih 26 kemenangan, 14 hasil imbang, dan 20 kekalahan.

Di tahun pertamanya, dari 15 laga, STY mencatat 46,7 persen kemenangan, 20 persen hasil imbang, dan 33 persen kekalahan. Prestasi terbaiknya saat itu adalah menjadi runner-up AFF 2022 setelah dikalahkan Thailand di final, serta meraih dua kemenangan penting di Kualifikasi Piala Asia.

Kesempatan pertama STY di Kualifikasi Piala Dunia 2022 datang ketika skuad Garuda sudah sempat mengalami tekanan berat di Grup G di bawah arahan Simon McMenemy.

Sementara itu, Patrick Kluivert ditunjuk sebagai pelatih timnas pada Januari 2025, langsung menghadapi tantangan besar di sisa laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 menggantikan STY.

Pelatih asal Belanda itu berhasil membawa Indonesia lolos ke putaran keempat, dengan dua kemenangan atas China dan Bahrain, serta dua kekalahan dari Jepang dan Australia.

Budi menekankan bahwa membandingkan pelatih masa lalu dan masa kini tidak tepat karena situasi, kondisi, dan waktunya berbeda.

“Kredit tinggi layak disematkan kepada Patrick Kluivert karena berhasil membawa Indonesia lolos ke Round 4 Kualifikasi Piala Dunia melawan lawan lawan yang secara kualitas dan peringkat berada di atas Indonesia, tanpa mendapatkan kesempatan TC,” jelas Budi.

Artikel Terkait