Oscar Piastri masih kokoh di puncak klasemen Formula 1 (F1) dengan koleksi 146 poin setelah meraih pole position dalam kualifikasi dramatis Grand Prix Emilia Romagna.
Keunggulannya kini hanya berselisih tipis dari Lando Norris yang mengoleksi 133 poin, sementara Max Verstappen terus membayangi di posisi ketiga dengan 124 poin. Ajang F1, sebagai puncak balap mobil dunia sejak 1950, kembali menyuguhkan persaingan ketat penuh kecepatan, teknologi, dan drama.
Di Imola, Piastri mencatatkan waktu terbaik dengan selisih tipis 0,034 detik dari Verstappen. George Russell (Mercedes) berhasil merebut posisi start ketiga, sementara Norris harus puas start keempat. Lewis Hamilton, yang tampil di balapan kandang pertamanya bersama Ferrari, justru mengalami kekecewaan.
“Saya sangat menantikan akhir pekan ini, tapi hasil kualifikasi benar benar mengecewakan,” ungkap Hamilton usai tersingkir di sesi kualifikasi kedua. Sorotan lain datang dari insiden kecelakaan hebat Yuki Tsunoda, meski sang pembalap beruntung tidak mengalami cedera serius.
Di klasemen konstruktor, McLaren masih memimpin dengan 246 poin, diikuti Mercedes (141 poin) dan Red Bull (105 poin). Ferrari berada di urutan keempat dengan 94 poin, sedangkan Williams menempati peringkat kelima dengan 37 poin.
Sejarah Formula 1: Dari Grand Prix hingga Era Teknologi Modern
Formula 1 resmi digelar sebagai kejuaraan dunia pada 1950, namun akarnya sudah terbentuk sejak awal abad ke-20 ketika balapan jarak jauh mulai populer. Saat itu, ajang Grand Prix menjadi panggung bergengsi bagi produsen mobil untuk unjuk teknologi.
Setelah Perang Dunia II, Fédération Internationale de l’Automobile (FIA) meresmikan F1 sebagai ajang balap dunia, dengan Grand Prix Inggris 1950 sebagai balapan perdana. Giuseppe Farina dari Italia tampil sebagai juara dunia pertama.
Pada era awal, mobil F1 masih sederhana dengan mesin berkapasitas besar. Nama nama seperti Juan Manuel Fangio, Stirling Moss, dan Alberto Ascari muncul sebagai legenda yang menginspirasi generasi berikutnya.
Memasuki 1960-an, inovasi teknologi mulai mendominasi, terutama dalam aerodinamika. Mesin V8 dan V12 menghasilkan tenaga besar, sementara tim tim legendaris seperti Ferrari, Lotus, dan McLaren tampil mendominasi lintasan.
Memasuki era modern, Formula 1 menerapkan regulasi ketat sekaligus memanfaatkan teknologi mutakhir, mulai dari bahan bakar sintetis, sistem hybrid, hingga perangkat elektronik berteknologi tinggi. Mobil F1 kini dianggap sebagai puncak rekayasa otomotif dunia.
Persaingan sengit antara tim tim besar seperti Mercedes, Ferrari, dan Red Bull terus menjadi daya tarik utama. Kehadiran para pembalap muda berbakat juga menambah intensitas kompetisi, sementara balapan yang digelar di berbagai negara mampu menyedot jutaan penonton baik langsung di sirkuit maupun melalui siaran televisi. Hal ini menjadikan Formula 1 kombinasi unik antara olahraga, bisnis, dan inovasi teknologi.
Klasemen Pembalap F1 Usai GP Imola
-
Oscar Piastri – 146 poin
-
Lando Norris – 133 poin
-
Max Verstappen – 124 poin
-
George Russell – 99 poin
-
Charles Leclerc – 63 poin
-
Lewis Hamilton – 53 poin
-
Kimi Antonelli – 48 poin
-
Alex Albon – 38 poin
-
Esteban Ocon – 14 poin
-
Lance Stroll – 14 poin
-
Carlos Sainz – 11 poin
-
Yuki Tsunoda – 10 poin
-
Isack Hadjar – 7 poin
-
Pierre Gasly – 7 poin
-
Nico Hulkenberg – 6 poin
-
Ollie Bearman – 6 poin
-
Liam Lawson – 0 poin
-
Fernando Alonso – 0 poin
-
Jack Doohan – 0 poin
-
Gabriel Bortoleto – 0 poin
Klasemen Konstruktor F1 Usai GP Imola
-
McLaren – 246 poin
-
Mercedes – 141 poin
-
Red Bull – 105 poin
-
Ferrari – 94 poin
-
Williams – 37 poin
-
Haas – 20 poin
-
Aston Martin – 14 poin
-
Racing Bulls – 8 poin
-
Alpine – 7 poin
-
Sauber – 6 poin
Persaingan antar tim semakin ketat, menghadirkan aksi seru yang terus memikat jutaan penggemar di seluruh dunia. Dengan sejarah panjang dan teknologi modern, Formula 1 selalu menawarkan tontonan yang tak terlupakan.





