Red Bull Racing mengumumkan pergantian CEO sekaligus pimpinan tim, Christian Horner, pada Rabu, 9 Juli 2025. Horner dipastikan mundur setelah hampir dua dekade memimpin tim.
Sebagai pengganti, Laurent Mekies, bos tim Racing Bulls, ditunjuk menjadi CEO Red Bull Racing. Langkah ini menandai perubahan signifikan dalam struktur manajemen tim yang telah dibangun Horner sejak memasuki musim Formula 1 2005.
“Red Bull telah melepaskan Christian Horner dari tugas operasional efektif mulai hari ini dan menunjuk Laurent Mekies sebagai CEO Red Bull Racing,” bunyi pernyataan resmi Red Bull Racing, dikutip dari Formula1, Kamis, 10 Juli 2025.
Christian Horner lahir pada 16 November 1973 dan berasal dari keluarga dengan latar belakang otomotif. Kakeknya pernah menjabat sebagai manajer pembelian di Standard Motor Company, sementara ayahnya, Garry Horner, mendirikan agen yang menyediakan komponen untuk pabrikan kendaraan bermotor.
Menurut situs Race Fans, Christian Horner memulai kariernya sebagai pembalap. Pada 1990, ia meraih peringkat ketiga di British Karting Championship sebelum melanjutkan ke British Formula Renault 2.0 pada 1992, di mana ia meraih satu kemenangan dan finis keempat di klasemen akhir. Horner kemudian berlaga di British Formula 3 selama dua musim, yaitu 1994 dan 1995.
Setelah berkompetisi di F3000, Horner pensiun dari dunia balap untuk beralih menjadi manajer tim. Ia mendirikan tim Arden, yang kemudian menjadi kekuatan dominan di F3000 dengan meraih tiga gelar juara tim berturut turut (2002–2004). Pada periode tersebut, dua pembalapnya, Bjorn Wirdheim dan Vitantonio Liuzzi, berhasil meraih gelar juara.
Ketika Arden menjuarai F3000 untuk ketiga kalinya, Ford memutuskan keluar dari Formula 1 dan menjual tim Jaguar yang berbasis di Milton Keynes. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Dietrich Mateschitz, pemilik mayoritas Red Bull, untuk membeli tim tersebut. Berkat relasinya dengan Mateschitz dan rekomendasi dari tokoh F1 Bernie Ecclestone, Christian Horner dipercaya memimpin tim Red Bull Racing yang baru dibentuk.
Pimpinan Red Bull Racing
Horner mulai menjabat sebagai kepala tim Red Bull Racing pada 2005, hanya delapan pekan sebelum seri pembuka di Australia, setelah Red Bull mengakuisisi Tim Jaguar F1 pada 2004.
Di musim pertamanya, tim mencatat kemajuan signifikan dengan mengumpulkan 34 poin melalui duet pembalap David Coulthard dan Christian Klien, meningkat pesat dibandingkan Jaguar yang hanya meraih 9 poin pada musim sebelumnya.
Menurut situs Motorsport, Red Bull Racing mencapai tonggak sejarah pada 2010 dengan meraih gelar konstruktor pertama. Keberhasilan ini juga menjadikan Horner sebagai kepala tim termuda kedua yang memenangkan kejuaraan konstruktor pada usia 36 tahun, hampir setara dengan Colin Chapman yang meraih prestasi serupa bersama Lotus pada 1963 pada usia 34 tahun.
Dominasi Red Bull berlanjut pada 2011, 2012, dan 2013, namun setelah periode emas itu, tim harus menunggu hingga 2021 untuk kembali ke puncak, ketika Max Verstappen menundukkan Lewis Hamilton dalam duel dramatis di seri penutup musim dan meraih gelar juara dunia pertama.
Pada musim 2022 dan 2023, Red Bull kembali meraih gelar konstruktor dan pembalap. Musim lalu, kedua pembalapnya, Max Verstappen dan Sergio Perez, finis di posisi satu dan dua dalam klasemen akhir.





